hos_hermanto@yahoo.com

hos_hermanto@yahoo.com

Selasa, 16 Desember 2008

KOMBINASI DHA DAN MOZART SELAMA HAMIL UNTUK MENCERDASKAN JANIN

Dr Hermanto TJ dr Sp OG K
Rabu 17 Desember 2008


Dalam berbagai pertemuan baik yang diselenggarakan oleh Dep Kesehatan maupun organisasi profesi, ada beberapa hal yang menurut kami tidak sesuai dengan temuan-temuan yang terbaru. Hal ini seperti pemakaian kain merah pada laga matador dan banteng, seperti disebutkan oleh Jaya Suprana (pakar Kelirumologi) bahwa ternyata banteng itu matanya buta warna.

Pertama adalah pandangan yang menganggap janin belum merupakan individu tersendiri, namun bukti –bukti menunjukkan bahwa janin mampu belajar, beradaptasi, bertahan hidup, merasa, berkomunikasi, tersenyum, menguap, cekugan, tidur, bangun, bergerak. Pada pertemuan PIT KFM Maret 2008 di Jakarta, ditunjukkan oleh Prof Asim Kurjak tentang bayi yang “bunuh diri” dan mengalami “Cerebral palsy” dalam kandungan.. Jadi mestinya janin dianggap sebagai individu tersendiri yang mempunyai hak – sejak dalam kandungan . Dan salah satu hak yang belum diberikan adalah hak untuk mendapat yang terbaik selama kehamilannya – 5 T saja tidak cukup, harus diperkaya dengan DHA dan Musik terutama Mozart dan diajak omong-omong atau dibacakan ayat suci Qur’an.

Hak lain yang belum diberikan adalah saat lahir, mestinya harus diperiksa 3 komponen kesehatan menurut kriteria WHO yaitu sehat fisik, sehat mental dan sosial. Selama in hanya dilakukan pemeriksaan fisik saja yaitu Apgar score (nangis atau tidak, reflek, warna kulit dsb) atau resusitasi menurut Katwinkel (NRP) dan ada tidaknya cacat fisik. Padahal bukti-bukti menunjukkan bahwa pembentukan kepribadian dan kecerdasan terjadi sejak dalam kandungan, juga penerimaan ibu dan keluarga terhadap kehadirannya berpengaruh terhadap kesehatan sosialnya. Mestinya pemeriksaan terhadap bayi baru lahir meliputi 3 komponen kesehatan menurut WHO.

Pandangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan masa yang membahayakan memang ada benarnya untuk sebagian kecil calon ibu, sedangkan sebagian besar populasi ibu hamil akan mengalami peristiwa yang normal-normal saja. Mestinya kehamilan dan persalinan dianggap sebagai peristiwa natural dengan sebagian kecil medikal, dan dirayakan sebagai ulang tahun ke 0, karena akan dirayakaan 1 tahun lagi pada tanggal yang sama.

Periode emas pertumbuhan anak adalah 2 tahun atau 1 tahun pertama setelah lahir. Hal ini kurang sesuai dengan temuan (Gilbert dkk dan juga Tom Bouchard) yang menyatakan bahwa jumlah sel otak bayi baru lahir tidak bertambah (bahkan dikatakan sejak 8 bulan kehamilan), setelah lahir yang bertambah adalah sinapsnya bukan jumlah sel otaknya. Mestinya periode emas pertumbuhan otak adalah satu setalh lahir ditambah 280 hari dalam kandungan

Hal lain yang kami usulkan adalah hak untuk mendapatkan kasih sayang ibu termasuk ASI selama satu tahun penuh , maksudnya saya mengusulkan cuti melahirkan adalah satu tahun penuh. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa periode emas pertumbuhan anak adalah 2 tahun pertama – yang secara kedokteran adalah masa puncak pertumbuhan sinaps. Kalau lingkungan selama pertumbuhan sinapas ini kurang diperkaya sesuai potensi tumbuhanya, maka peristiwa ini merupakan pengabaian hak bayi. Di sini peran pengasuh (baby sitter, mbok) bisa sangat sangat besar, dan kalau ibunya sendiri yang menjadi pengasuh tentunya hasilnya akan berbeda

Secara rinci, temuan-temuan tsb ada di blog ini juga, mohon dibaca, mudah-mudahan bermanfaat. Slogan/ moto De Kes : Rakyat Sehat Negara Kuat mestinya ditambah dengan Rakyat Cerdas Negara Maju

Selasa, 09 Desember 2008

TEMUAN-TEMUAN YANG MENGUBAH PANDANGAN TERHADAP KEHAMILAN

Dr Hermanto TJ dr Sp OG K*

· Dokter spesialis Obs Gin Konsultan Kedokteran Fetomaternal, Peminat Upaya Memperkaya Lingkungan Bayi Sejak dalam Kandungan – Satu upaya untuk memberikan hak kepada bayi yang TIDAK/belum diberikan sejak dalam kandungan

Pendahuluan

Selama ini periksa hamil dilakukan untuk menyiapkan persalinan (9 bulan ke depan), supaya ibu dan anak sehat dan kalau bisa tidak operasi sesar. Kalau di institusi pemerintah disebut sebagai 5 T (timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi dan imunisasi tetatus). Saat bayi lahir semua berharap cemas, sehat atau tidak, ibunya ada komplikasi atau tidak dsb.

Namun temuan akhir-akhir ini yang menggunung berbicara hal yang sebaliknya misalnya ternyata sebagian besar kasus kehamilan dan persalinan berakhir dengan baik, komplikasi terjadi hanya pada beberapa kasus, kehamilan dianggap sebagai kejadian “natural” bukan “medical”, persalinan di rumah atau dalam air makin meningkat, kelahiran bayi ditanggapi sebagai ulang tahun ke 0 (tiup lilin, nyanyikan lagu selamat ulang tahun) dsb

Pada tulisan ini kami akan memaparkan beberapa temuan yang luar biasa yang semestinya membuat kita mengubah pandangan mengenai kehamilan atau minimal, berpikir sedikit berbeda. Semoga terinspirasi.


Temuan Sharman dan Flaxman

Temuan ini cukup menarik dan kuat karena penelitiannya menyangkut 79000 wanita hamil muda yang mengalami NVP (mual dn muntah saat hamil muda). Ditemukan bahwa bila keluhannya bertambah berat, angka kejadian abortus dan janin mati lebih sedkit, dan puncak dari keluhan mual dan muntah adalah saat pembentukan organ yang maksimal. Beliau menjelaskan bahwa mual dan muntah yang dialami ibu hamil muda merupakan mekanisme proteksi janin terhadap dirinya sendiri. Hal ini dapat dianggap pada dasarnya, bayi dalam rahim (janin) sudah dapat melakukan mekanisme pertahanan untuk hidup. Temuan ini memperkuat pesan dari video “Silent Scream” yang diproduksi oleh aktivis “Pro Life”- kelompok anti aborsi


Temuan Kurjak dan Nijhuis

Kedua pakar ini peneliti “Fetal Behavior”, yang secara singkat menjelaskan bahwa janin dalam rahim sudah mempunyai kemampuan yang luar biasa sehingga patut dianggap sebagai satu individu tersendiri. Kemampuan tsb misalnya bertahan hidup, belajar, mengingat, tersenyum, menguap, cegukan dsb .Asim Kurjak juga dikenal sebagai pendiri organisasi “Fetus as Patient”


Temuan Marion Diamond

Temuan yang menonjol adalah bahwa otak Einstein mempunyai jumlah sel glia lebih banyak dibanding manusia biasa. Dan otak mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk dibentuk oleh pengalaman atau rangsangan dari luar (brain plasticity)


Temuan Rauscher dkk

Temuan Rauscher dkk mengenai pengaruh temporer komposisi Mozart terhadap “spatio-temporal reasoning” menimbulkan pertanyaan bagaimana pengaruhnya terhadap otak yang sedang tumbuh. Mozart merupakan komponis genius yang telah membuat 626 lagu, namun yang kaya dengan frekuensi 3000- 800 Hz, minim nada minor, dan dimainkan dengan biola bersama hanya sekitar 11 sampai 14 lagu saja. Temuan ini ditindaklanjuti oleh Mark Bodner dengan membandingkan fMRI orang barat dewasa saat mendengarkan komposisi krya Mozart, Bethoven dan lagu pop, yang menghasilkan temuan bahwa saat mendengarkan lagu karya Mozart, otak secara keseluruhan lebih aktif (global fashion) dibanding mendengarkan lagu lain


Temuan Glen Doman

Glen Doman menemukan bahwa anak yang terbelakangpun bisa diajar membaca dan matematika bila diajar secara tepat dan periode yang tepat. Saat ini metodenya diaplikasikan pada anak-anak sehat usia dini (Head Start), yang merupakan salah satu bukti nyata plastisitas otak


Temuan Gilbert dkk

Gilbert dkk yang dikonfirmasi dengan beberapa penelitian sesudahnya, menemukan bahwa jumlah sel otak kita saat lahir tidak bertambah banyak sehingga jumlah sel otak kita waktu lahir lebih banyak dibanding waktu lahir. Selama ini, yang dianggap sebagai periode emas pertumbuhan otak (1 – 2 tahun pertama) ternyata adalah peningkatan maksimal jumlah sinaps bukan jumlah sel otak. Sehingga seharusnya periode emas pertumbuhan otak adalah 1 tahun pertama dan periode platinumnya adalah 280 hari dalam rahim.


Temuan Barker

Teori “Fetal Origin Hypothesis” dari David Barker merupakan bukti nyata pentingnya peran kehamilan dalam kehidupan manusia. Barker secara epidemiologis menemukan bahwa bayi yang lahir dengan pertumbuhan terhambat (IUGR) lebih mudah terkena penyakit diabetes, hipertensi dan kardiovaskuler- yang dia temukan di Negara maju maupun Negara berkembang. Kemudian diteliti di binatang coba- didapatkan hasil yang sama. Disimpulkan bahwa terdapat periode kritis selama hamil, yang apabila terdapat gangguan atau “insult”, dapat menyebabkan janin melakukan adaptasi di tingkat seluler yang akan terbawa terus seumur hidup. Temuan Barker ini menyadarkan kita bahwa periksa kehamilan ternyata bukan untuk menyiapkan persalinan/ kelahiran (9 bulan saja) namun sampai 90 tahun ke depan


Temuan Tom Bouchard

Laporan penelitian Tom Bouchard mengenai kembar monosigotik yang terpisah sejak lahir menjelaskan bahwa peran genetic/ INTRAUTERIN lebih dominan terhadap perkembangan ciri-ciri kepribadian yang diteliti dibanding pengaruh pola asuhan tahun-tahun pertama kehidupan. Satu penelitian yang mengubah teori psikologi yang selama ini ada, yang juga memperjelas posisi peran “Nurture” terhadap peran “Nature”. Selama ini dipahami bahwa ciri kepribadian seseorang sangat tergantung pada pola asuhan lima tahun pertama kehidupannya. Temuan ini juga menyadarkan kita bahwa bayi baru lahir seharusnya juga diperiksa aspek sehat sosial dan mentalnya di samping aspek fisik


Temuan Brent Logan

Brent Logan mendapatkan bahwa suara yang dipaparkan pada janin dalam kandungan menyebabkan anak yang ditelitinya (termasuk cucunya sendiri) menjadi lebih cerdas. Metodenya disebut sebagai “cardiac curriculum” yang telah dijual untuk umum dengan merek “ Baby plus”. Secara seluler Logan menjelaskan bahwa suara yang berubah-ubah secara bertahap yang diterima janin dapat merupakan awal proses belajar, dan suara yang diterima janin diperkirakan berdampak pada berkurangnya apoptosis (kematian sel terprogram) sel otak janin. Sehingga saat lahir , bayi yang ipapar Bayplus mempunyai sel otak lebih banyak yang berdampak pada peningkatan kecerdasan

Babyplus ini telah dijual secara komersial selama 25 tahun lebih dengan hasil yang bisa dibaca dibuku beliau “Learning Before Birth”


Temuan mengenai pengaruh DHA

Begitu banyak penelitian yang menyatakan bahwa DHA ternyata sangat diperlukan dalam pembentukan sel otak dan mata. Sehingga semestinya suplemen DHA pada wanita hamil tidak dapat dihindari lagi. DHA diperkirakan dapat mengurangi jumlah sel yang mengalami kematian sel yang terprogram (apoptosis), meningkatkan jumlah sinaps dan memperluas permukaan sel otak.

Dari temuan-temuan di atas, kami mencoba melakukan serangkaian penelitian mengenai Pengaruh Urutan Komposisi karya Mozart terhadap kecerdasan. Asumsi penelitian adalah bahwa kecerdasan tergantung jumlah sel, jumlah sinaps dan rasio sel glia terhadap sel neuron otak dan dibentuk sejak dalam kandungan bukan hanya setelah lahir. Dan ke 3 hal tsb dipengaruhi oleh pemberian DHA dan Mozart selama hamil, Kombinasi DHA dan Mozart akan meningkatkan pengaruh “nurture” dan mengurangi pengaruh “nature” dalam kecerdasan. Penelitian dimulai pada binatang (tikus dan kambing) dan selanjutnya pada manusia. Penelitian-penelitain tsb dapat dibaca di hos-hermanto.blogspot.com

Dampak dari temuan-temuan di atas:

Semestinya janin dianggap sebagai individu tersendiri yang mempunyai hak yang harus diberikan dan dihormati. SALAH SATU HAK YANG BELUM DIBERIKAN ADALAH PENGAKYAAN LINGKUNGAN SELAMA HAMIL

Mestinya periksa kehamilan dianggap sebagai menyiapkan satu generasi baru (90 tahun) bukan menyiapkan persalinan saja (9 bulan)

Antenatal care bukan hanya 5 T namun disertai DHA dan Mozart

Semestinya kelahiran seorang bayi dianggap lebih sebagai peristiwa “natural” di samping “medical” dan dirayakan (dianggap sebagai ulangtahun ke 0)

Semestinya definisi sehat untuk orang dewasa juga diberlakukan untuk bayi baru lahir

Rabu, 03 Desember 2008

SOLUSI CERDAS UNTUK KEHAMILAN/ PERSALINAN YANG NYAMAN, AMAN DAN MENCERDASKAN ?



Dr. Hermanto T J dr. SpOG - K

Kemajuan bangsa sangat tergantung pada pendidikan dimana salah satu kebutuhan dasarnya adalah kecerdasan. Kecerdasan selama ini disikapi sebagai sesuatu yang tunggal, tergantung keturunan dan bisa ditingkatkan dengan stimulasi setelah kelahiran. Namun temuan-temuan mutakhir menunjukkan hal-hal yang berbeda utamanya adalah: jendela peluang untuk memperoleh bayi yang cerdas adalah sejak kehamilan bukan setelah lahir, pengaruh genetik dapat diperkecil dengan stimulasi nutrisi - musik yang tepat, dan struktur otak dibentuk oleh rangsangan yang masuk. Kecerdasan secara sederhana bisa disamakan dengan jumlah sel otak (neuron dan glia), rasio jumlah glia/neuron, jumlah dendrite – sinaps. Diketahui bahwa jumlah sel otak tidak bertambah sejak kelahiran, sesudah lahir yang bertambah adalah percabangan (dendrite)nya. Hal ini berakibat bahwa semua upaya pengkayaan lingkungan selama hamil ditujukan untuk menghasilkan jumlah sel yang lebih banyak yang bisa dicapai dengan rangsangan musik dan nutrisi DHA di samping 4 sehat 5 sempurna.


Namun tentunya kecerdasan tidak hanya disiapkan sejak dalam kandungan namun juga membutuhkan lingkungan yang merangsangnya setelah kelahiran yang tentunya lebih mudah secara teknis dan lebih bervariasi. Sehingga dibutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait misalnya ahli psikologi/dokter spesialis kesehatan jiwa perkembangan, dokter spesialis anak dan ahli fisioterapi.


Meskipun paradigma ini relatif masih baru namun temuan-temuan dan penelitian yang dilakukan selama ini sangat mendukung paradigma baru ini. Setidaknya stimulasi dan nutrisi yang dipaparkan secara baik dan benar terbukti tidak menimbulkan penyulit-penyulit yang ditakutkan seperti kematian janin dan pertumbuhan janin terhambat.


Dengan sendirinya upaya untuk mencerdaskan janin merupakan bagian integral dari pemeriksaan kehamilan yang bertujuan mendapatkan bayi yang sehat dan cerdas. Sehat di sini hendaknya mengacu pada definisi WHO yaitu tidak hanya bebas dari catat fisik namun juga secar mental dan social- satu batasan yang seringkali hanya diaplikasikn untuk orang dewasa saja.



MENGAPA PENGKAYAAN DIBERIKAN JUSTRU SAAT KEHAMILAN BUKAN SESUDAH LAHIR?


Ternyata begitu banyak bukti yang menyatakan bahwa jendela peluang untuk keberhasilan pengkayaan lingkungan yang mencerdaskan adalah sejak hamil misalnya berhentinya proliferasi sel neuron sejak minggu ke 32, perbedaan otak anak-anak dan dewasa adalah pada jumlah dendrite bukan jumlah sel, sinaptogenesis dan apoptosis dimulai saat hamil 20 minggu



Lagu karya Mozart kaya dengan frekuensi 5000-8000 Hz, sedikit nada minor, sederhana namun sangat rumit, membentuk nada yang harmonis sempurna, diterima otak secara menyeluruh (global fashion)- oleh sebab yang belum diketahui, dan mengurangi kematian terprogram (apoptosis) sel otak (neuron).


MENGAPA DHA?

DHA merupakan lemak tidak jenuh yang diperlukan dalam pembentukan dinding sel otak. Penelitian menunjukkan bahwa DHA dapat meningkatkan luas permukaan sel, meningkatkan jumlah dendrite/ satuan luas dan mengurangi jumlah apoptosis. Kombinasi paparan musik karya Mozart dan DHA secara sinergis akan meningkatkan jumlah sel otak bayi baru lahir sampai lebih dari 4 % (jumlah sel neuron waktu lahir sekitar 100 milyar) yang pada gilirannya akan meningkatkan potensi kecerdasan.




KONSTELASI MODEL MENCERDASKAN JANIN DALAM ANDUNGAN DENGAN MUSIK KARYA MOZART DAN DHA (Hermanto TJ, 2001)



TEHNIK MENCERDASKAN
JANIN DENGAN DHA DAN MOZART






PASTIKAN IBU MENIKMATI KEHAMILANNYA/ TIDAK CEMAS


BERIKAN DHA


LIMA M 1 U yang artinya adalah sebagai berikut:


M ozart


M alam hari (antara jam 20.00 sampai 23.00)


M inggu ke 20 kehamilan (mulai 5 bulan)



M enempel (loudspeaker walkman diletakkan di perut ibu, yang mendengarkan hanya janin dalam kandungan bukan ibunya)

ena M puluh menit sehari sudah mencukupi – bukan 24 jam



U rutan lagu Mozart (11 sampai 14 lagu) yang benar


Senin, 01 Desember 2008

1. Pastikan ibu hamil menikmati kehamilannya
2. Berikan DHA
3. 5 m 1 U